-->

Senin, 19 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 12

Hari ini ibu tdk sempet poto-poto dalam kegiatan reading anal-anak

Zidan sempet protes, kenapa tiap hari habis baca buku kita harus menuliskan semua judulnya di atas pohon literasi.

Tantangan Level 5 hari ke 11

Hari minggu adalah hari berakhirnya sanlat bagi Zidan sekaligus saatnya buka clamp sunatnya.

Zidan anteng aja baca buku wakttu di rumah, saatnya harus berangkat langsung mengkeret karena takut sakit dilepas clampnya.
Sesampainya di Rumah Sakit, anaknya sudah  baikan dan minta dibawain buku
Tetapi tidak kalem manakala sudah sampe kasur dr. Anak. 

Zidan sering kali berkomentar, sakit .


Kegiatan literasi sekarang tiap rumah



Sabtu, 17 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 10

Di rumah lagi sibuk renovasi, Alhamdulillah anak-anak tifak merasa terganggu program baca bukunya.

Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur masih saja penasaran untuk membaca buku.
Sampai-sampai kita warning

Jumat, 16 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 9

Kalau anak-anak sudah cinta buku, sepertinya kegiatan membaca itu hal yang menyenangkan bagi mereka.

Begitupun ibu senengnya bisa beliin buku-buku baru biat anak-anak

Kamis, 15 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 8




Rabu, 14 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 7

Fitrah anak adalah senang belajar dan mencari tahu, begitu juga hari ini anak-anak mandiri membaca dan ada bbrp bagian buku yang ibu bacakan.

Disela-sela baca buku ibu sisipkan pertanyaan yang berada dalam buku, apakah anak menyimak atau tidak.

Ketika anak-anak sudah bisa membaca, ibu chalenge mereka untuk read a loud buku-buku tipis biasa satu buku atau satu bagian dan ibu rekam.

Kadang kita hlangblagi rekamannya. Mungkin sdh ada 100 rekaman kalau dikumpulkan rekamannya.

Ini sudah menjadi program saya dan Zidan mengabadikannya sebagian kita share di grup, karena ibu berencana bikin perpustakaan audio, semua member membaca buku even buku tipis tidak apa-apa. Cuman sekarang yang setor secara konsisten tinggal ibu dan zidan aja. Gibran  maunya biat konsumsi sendiri aja.

Selasa, 13 Juni 2017

🍦Cemilan Rabu🍦

Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca

Tahap Perkembangan Anak Suka Menulis

✍ Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan.
Kegiatan awal menulis dimulai ketika anak pura-pura menulis di atas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.
Beberapa tahap perkembangan menulis anak dapat digambarkan sebagai berikut:

Tahap Mencoret atau Membuat Goresan (Scrible Stage)
Pada tahap ini, anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulisnya. Mereka mulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut. Anak membuat coretan-coretan acak (tidak teratur), coretan- coretan seringkali digabungkan seolah-olah coretan itu tidak pernah lepas dari kertas.

💡Orang tua dan guru pada tahap mencoret seharusnya menyediakan jenis-jenis bahan untuk menulis seperti pensil, spidol, buku, kertas, dan krayon.

Tahap Pengulangan secara Linear (Linear Repetitive Stage)
Tahap selanjutnya dalam perkembangan menulis adalah tahap pengulangan secara linear. Pada tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang mendatar (horizontal) ataupun garis tegak lurus. Dalam tahap ini, anak berpikir bahwa suatu kata merujuk pada sesuatu yang besar mempunyai tali yang panjang dari pada kata yang merujuk pada sesuatu hal yang kecil

⭐ Random/Acak (Random Letter Stage)
Pada tahap ini, anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat. Anak-anak menghasilkan garis yang berisi pesan yang tidak mempunyai keterkaitan pada suatu bunyi dari berbagai kata.

Tahap Berlatih Huruf (Menyebutkan Huruf - Huruf)
Kebanyakan anak-anak, biasanya sangat tertarik huruf-huruf yang membentuk nama mereka sendiri.

Tahap Menulis Tulisan Nama (Letter-Name Writting or Phonetic Writing)
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan tahap ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama karena anak-anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan. Misalnya mereka menulis ”kamu” dengan tulisan ”u”. Anak senang menuliskan nama pendek panggilan mereka sendiri melalui contoh yang mereka lihat dengan huruf-huruf besar atau kecil.

Mereka mulai menghadirkan berbagai kata dengan suatu bentuk grafik yang secara refleks menunjukkan tentang apa yang didengar.

Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak serta kemampuannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, akan memiliki dampak terhadap perkembangan fungsi kognitifnya. Kemampuan mengkomunikasikan sesuatu seperti nama benda, orang atau binatang dengan menggunakan kosa kata yang banyak dan teratur akan mencerminkan kemampuan berpikir anak tentang hal tersebut.

⭐ Tahap Menyalin Kata-kata yang Ada di Lingkungan
Anak-anak menyukai menyalin kata-kata yang terdapat pada poster di dinding atau dari kantong kata sendiri.

⭐ Tahap Menemukan Ejaan
Anak telah menggunakan konsonan awal (misal L untuk Love). Konsonan awal, tengah dan akhir untuk mewakili huruf misal DNS pada kata dinosaurus.

Tahap Ejaan Sesuai Ucapan
Anak mulai dapat mengeja suatu tulisan berupa kata- kata yang dikenalnya sesuai dengan ucapan yang didengarnya.

Sumber:

http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/5-tahapan-perkembangan-menulis-anak.html?m=1

http://www.membumikanpendidikan.com/2015/02/tahapan-perkembangan-kemampuan-menulis.html?m=1

Salam Ibu Profesional
/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/
⌛⏳⏳⌛⌛⌛⌛⌛⏳⌛

Semangat Membaca yang tak Pernah Padam

Zidan tetap semangat membaca buku, majalah yang dia senangi, meski kadang sambil meringis menahan sakit ketika pipis.

Gibran pun demikian semangat membaca seperti kakaknya.

Sedangkan si bungsu hanya melihat disamping kakaknya untuk melihat buku

Senin, 12 Juni 2017

Reading Menjelang Khitan

Menjelang Khitan anak-anak tetep aja anteng gak ada rasa ketakutan, habis mandi dan sarapan tetap asyik baca
Sesampainya di RS nunggu dokter prepare buat khitan anak-anak masih lari-lari sementara Zidan asyik baca.
Yang pertama dikhitan Zidan, ibubliatvproses waktu dibius dan proses memasukkan clamp ke pen** yang susah karena gak bosa, alhasil pen**sedikit digunting-gunting, karena ibu gak kuat akhirnya gantian ama ayah yang ke dalem.
Alhamdulillah alhirnya bisa dipasang juga otu alat clampnya.
Setelah giliran Gibran, dokter gak sanggup dengan alasan tunggu tahun depan supaya pen**nya besar hehe.

Minggu, 11 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 4

Kemarin malam tepar habis nganterin buat urus-urus khitanan anak-anak padahal sebelumnya sudah poto-poto kegiatan membaca.

Sabtu, 10 Juni 2017

Buku

Pagi ini sibuk dengan kegiatan mencari rumah sakit yang mempunyai ruang khitan, dengan metode clamp tanpa dibius total,  dari kemarin ibu dan anak-anak bolak-balik mencari rumah khitan, klinik, dan berakhir ke RS tapi gak sesuai dengan keinginan kita karena harus dirawat dan bius total.

Setelah tanya-tanya temen di grup, pagi tadi kita ke RS yang dekat dari rumah. Anak-anak tetep kemanapun pergi gak jauh dari membawa buku. Buku yang dibaca tetap buku favorit saat ini WWPsayang td gak dipoto hehe.

Zidan ngeluh mual di mobil karena baca akhirnya disuruh istirahat aja.

Jumat, 09 Juni 2017

Kegiatan Membaca yang Menyenangkan



Zidan berkomentar kalo selama ini dia membaca buku lebih dari 10 buku dalam satu hari, dia bilang begitu ketika ibu bilang one day one book dan dimulai dengan proses membaca, bercerita dan menulis resume yang singkat yang dia ingat saja. Tapi Zidan masih belum PD aja  buat menulis resumenya.
Jadi saya maklumi saja, anak berproses dari mulai bisa baca, memahami, bercerita dan membuat resume narasi.
Gibran masih mau dibacakan tidak seperti Zidan

Kamis, 08 Juni 2017

Tantangan Level 5 hari ke 1



Hari ini, hari pertama Tantangan Level 5. anak-anak karena terbiasa baca buku sendiri  dan mandiri belajarnya. Tapi kali ini lain mereka harus lapor apa yang mereka baca atau membuat resume dibacakan waktu kita ngumpul, tapi belum berhasil 100%

Pada dasarnya sudah paham apa yang mereka baca (kecuali ihsan belum bisa baca tapi paham kalo dibacakan) dan saya perlu menggalian lebih dalam apa yang mereka baca. Pemaparan mereka masih sedikit
Dan perlu pembiasaan literasi narasi buat anak pertama.

Waktu awal kita membuat aturan membuat pohon literasi dan isi apa aja yang mereka harus isi, anak-anak semangat membawa buku yang mereka sukai.
Mudah-mudahan besok sudah bisa menerapkan buku narasi keluarga, Aamiin

Selasa, 06 Juni 2017

Cemilan Rabu

🍯 Cemilan Rabu🍯
Materi #5: Menstimulasi Anak Suka Membaca

Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

📚Membaca adalah salah satu kemampuan bahasa yang penting bagi anak.

📚Membaca juga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kosakata anak dan masih banyak manfaat membaca lainnya.

📜Berikut tahapan membaca yang dapat dilakukan oleh anak usia dini.

Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

📖1. Tahap fantasi (Magical Stage)
Anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.

📖 2. Tahap Pembentukan Konsep Diri Membaca (Self Concept Stage)

Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan

📖 3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)

Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad

📖 4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage)

Anak tertarik pada bacaan, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi atau papan iklan

📖 5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stages)

Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca

Sumber:

https://ilmupengetahuanibu.com/2016/11/18/tahapan-perkembangan-membaca-anak-usia-dini/

https://yudhistira31.wordpress.com/2008/12/22/tahap-perkembangan-kemampuan-membaca-pada-anak/

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/

⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛⏳⌛

Tantangan Level 5

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Tantangan Level 5

Iqra! Bacalah! Perintah Tuhan pertama kali ini mengingatkan kita bahwa membaca merupakan sebuah proses penting dalam mengenal diri.

Membaca merupakan jembatan ilmu, makanan bagi otak, dan juga bisa melatih imajinasi. Serta banyak lagi manfaat dari membaca.

Yuk, jadikan diri kita teladan bagi anak dan keluarga!

🌴 Jadilah teladan
✅ Jadwalkan _family reading time_, membacalah bersama anggota keluarga
✅ Buatlah pohon literasi untuk masing-masing anggota keluarga, rimbunkan dengan judul buku yang telah dibaca
✅ Diskusikan dengan anggota keluarga tentang buku yang telah dibaca, gunakan untuk menambah pengetahuan dan merekatkan hubungan dengan anggota keluarga lainnya

👨‍👩‍👧‍👦 Bagi yang sudah memiliki anak
📖 Jadilah ibu teladan, membacalah bersama anak (sesuai dengan tahapan usia anak).
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
📝 Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi

👫 Bagi anda yang belum memiliki anak
📖 Membacalah!
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
💭 Diskusikan dengan suami tentang buku yang sudah dibaca
📝 Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi

👰🏻 Bagi anda yang belum menikah
📖 Membacalah!
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
📝 Rimbunkan pohon literasi dengan buku-buku yang sudah anda baca.

❕Gunakan hashtag
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

❗Bagi anda yang menggunakan blog, tambahkan label
*Bunda Sayang*
*Ibu Profesional*
*IIP*
*For Things To Change, I Must Change First*

Kirimkan tugas anda melalui link berikut:
http://bit.ly/GameLevel5_AnakSukaMembaca

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

MENSTIMULASI ANAK SUKA BACA

Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke #5

MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

Mari  kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia,   belum pernah mengetahui bahasa mandarin  kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?
Pusing?  Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?

Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.

🍒 *KETRAMPILAN BERBAHASA*
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

🍒 Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)

Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang *BISA MENDENGARKAN* ( Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti *BISA BERBICARA* dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang *BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.*
Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?

Padahal  kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk *BISA* membaca tidak *SUKA MEMBACA*. Sehingga banyak diantara kita  BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (
MENULIS KARYA)
Terbukti  berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi _"Most Littered Nation In the World"_ yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Padahal  program membaca  ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’( bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll.

Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan  membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak  mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

*MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA*

Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita *SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*

🌼🌸🌼🌸🌼🌸

Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.

🍒 *TAHAP MENDENGARKAN*

a. *Sering-seringlah berkomunikasi* dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.

b. Buatlah berbagai *forum keluarga* untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.

c. *Setelkan berbagai lagu anak*, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.

d. *Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras* agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.

e. *Sering-seringlah mendongeng/membacakan* buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,

🍒*TAHAP BERBICARA*

a. Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan *SUARA ANAK*

b. *Jadilah pendengar yang baik*, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.

c. Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara *membuat simulasi kelas*, dan dia menjadi guru kecil di depan.

d. *Ajaklah anak-anak bersilaturahim* sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.

🍒*TAHAP MEMBACA*

a. *Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar* yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak

b. *Tempelkan tulisan/kata* pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi.

c. Buatlah *acara membaca bersama* yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan

d. Sekali waktu, *ajaklah* anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku

e. Siapkan alat perekam dan *rekamlah* suara anak kita yang sedang membaca buku

f. Biasakanlah *surat-menyurat* dengan anak di rumah. Misalnya , dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah

g. Dorong dan ajak anak kita untuk *membaca apapun* label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi

h. Berikan *buku-buku berilustrasi* tanpa teks.  Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.

i. *Komik* juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat).

j. Ajaklah anak *bertemu* dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku.

k. *Dukung hobi anak* kita dan sangkut pautkan dengan buku.
Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya

l. *Budaya baca* bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak,  ada mainan anak,  ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.

m. Ajaklah anak untuk *memilih bukunya sendiri*, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih

n. *Contohkan kebiasaan membaca* dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten

o. *Buatlah pohon literasi keluarga*, caranya:
📌Masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding.
📌Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut.
📌kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut.

Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.

🍒*TAHAP MENULIS*

a. *Siapkan satu bidang tembok* di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.

b. Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk *menulis  apapun* yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain

c. *Siapkan buku diary keluarga*, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.

d. *Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu* anak dari kertas bekas,   ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.

e. *Hiraukanlah* tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang /

Sumber  Bacaan :

Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014

Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017
Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012
http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx