-->

Minggu, 30 Desember 2012

SECERCAH HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sumber: ayahkita.blogspot.com

BISAKAH INDONESIA MENJADI NEGARA DENGAN PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA..????

Negara Finlandia diakui oleh dunia memiliki sistem pendidikan yg terbaik diseluruh dunia.

Dari hasil penuturan Syed Abdul Rahman Alsagoff
Foundar Arabic School in SINGAPORE

Sekolah tertua yg didirikan oleh Swasta di Singapura; Sumber; Channel News Asia , 6 Mei 2009

Mengatakan bahwa ternyata di Finlandia itu tidak ada:

1. Akreditasi (Pemeringkatan) sekolah oleh pemerintah, yg ada akreditasi oleh Masyarakat; Jadi masyarakat melihat langsung apakah anak mereka yg didik di sekolah tersebut menjadi semakin baik, beretika dan cerdas atau malah sebaliknya. Jadi sekolah tidak dinilai oleh satu pihak saja, yakni Pemerintah, melalui Stnadar tunggal yg bisa saja keliru (dan jika keliru maka seluruh bangsa akan menganggung akibatnya) ; melainkan langsung oleh usernya yakni masyarakat. Jadi sekolah berusaha untuk menjadi yg terbaik dengan memberikan bukti langsung kepada masyarakat yg menilainya. Fungsi pemerintah lebih sebagai konselor atau Konsultan Pembimbing bagi sekolah dan mengembangkan sistem sekolahnya bukan Lembaga Akreditasi. Mencatat sekolah2 yg dianggap berhasil oleh masyarakat dan membantu sekolah2 yg belum dianggap berhasil.

2. Tidak ada kurikulum tunggal yg ditetapkan oleh Pemerintah pusat, Setiap sekolah diberikan kebebasan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi unggul daerahnya masing2. Jadi sepertinya jika sekolah itu di terletak di Bali mungkin yg lebih di utamakan adalah kurikulum pengembangan Budaya, Seni Tari, Ukir, Pahat dan sejnisnya. Jika dikalimantan mungkin tentang Batuan berharga, Gambut, Batubara, dan Budidaya Hutan, Jika di Maluku mungkin Perikanan dan budidaya kelautan dan sejenisnya. Wow !!! Pastinya akan banyak para ahli lokal yg pandai memanfaatkan potensi daerahnya.

3. Tidak ada standar ujian negara, melain berbasiskan pada proses hasil pembelajaran dari hari ke hari dari masing-masing anak, tanpa dibandingkan melalui sistem Rangking. Jadi tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan anak yg terbaik sesuai bidang yg diminati dan kemampuannya sendiri-sendiri bukan untuk mengejar peringkat dalam satu kelas atau satu sekolah. (karena prinsip pendidikan adalah mencerdaskan semua anak bukan untuk Merangking mereka dari yg terpintar hingga yg terbodoh)

4. Dan yg paling mengesankan adalah tidak ada standar Nasional KECUKUPAN MINIMAL untuk Nilai masing2 pelajaran (karena tiap anak memiliki kecepatan belajar yg berbeda2 dan kemampuan berbeda untuk bidang pelajaran yg berbeda).

Yang ada justru STANDAR NASIONAL ETIKA MORAL ANAK. Jadi setiap sekolah wajib mendidik setiap murid mereka memenuhi STANDAR ETIKA MORAL NASIONAL sebagai Pondasi Dasar membantuk Bangsa Yang Kuat dan Cerdas.

Jadi meskipun sekolah mereka memiliki kurikulum yg berbeda2 dengan spesialisasi kecakapan Bidang yg berbeda di sesuaikan dengan potensi daerahnya masing2 Namun setiap sekolah harus bisa menjamin bahwa setiap muridnya memiliki ETIKA MORAL YG STANDAR SECARA NASIONAL.


Wah.... sepertinya kok tidak terlalu sulit ya untuk mengikuti dan menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia. Tentunya jika kita mau !!

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Seandainya anak kita bersekolah dengan sistem seperti ini sudah kebayang ya akan menjadi sangat luar biasa !!!.

Bersekolah akan menjadi hal yg menarik, menyenangkan sekaligus menantang dan tidak lagi membosankan dan menekan kejiwaan anak.

Dengan adanya Etika Moral yg di Standardisasi secara Nasional pastinya tidak akan ada lagi TAWURAN MASAL PELAJAR, Genk Nero, Genk Motor, dan sejenisnya di Jalanan. Anak akan menjadi respect pada guru dan orang tua, lebih beretika di sekolah, di jalan dan dirumah.

Dengan adanya sistem yg mengedepankan kecakapan individual dan tidak ada lagi sistem ujian dengan standar soal dan jawaban yg sama pastinya tidak akan ada lagi contek mencontek.

Tiap siswa akan tampil menjadi terbaik pada bidang kecakapan masing-masing yg memang menjadi bakat dan kelebihannya dan bukan dipacu dan ditekan untuk meningkatkan nilai atau bidang yg menjadi kelemahanya dengan cara ikut Bimbll atau Les siang, malam, pagi, sore.

Sekaligus masing2 anak-anak, Guru dan Orang Tuanya gak Stress lagi oleh Momok Nasional yg bernama Ujian Nasional, karena mereka di nilai bukan dari Ujian Akhir melainkan melalui proses perkembangan belajar dan penguasaan dari hari ke hari, sekaligus mereka juga dikembangkan berdasarkan kemampuan dan kecakapan bidang masing-masing, tidak untuk di Rangking, yg bisa berakibat sangat memalukan jika mereka termasuk 10 besar dari bawah.

Berkaca pada Syed Abdul Rahman Alsagoff sang Founder Arabic School di Singapore yg mau dan bisa melakukan perubahan dengan memulainya dari dirisendiri dan sekolahnya sendiri, kitapun mestinya bisa melakukan hal yg sama di Indonesia.

Jika Singapura bisa Indonesia Pasti Bisa !!!

Jika kita mau pasti bisa !!! dan bukan sebaliknya, Jika bisa sich sebenarnya kita mau !!!!

Ya Persis memulai perubahan mulai dari diri sendiri dan sekolah kita sendiri !!!

SECERCAH HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN DI INDONESIA

SECARCAH HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN DI INDONESIA



BISAKAH INDONESIA MENJADI NEGARA DENGAN PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA..????

Negara Finlandia diakui oleh dunia memiliki sistem pendidikan yg terbaik diseluruh dunia.

Dari hasil penuturan Syed Abdul Rahman Alsagoff
Foundar Arabic School in SINGAPORE
Sekolah tertua yg didirikan oleh Swasta di Singapura; Sumber; Channel News Asia , 6 Mei 2009

Mengatakan bahwa ternyata di Finlandia itu tidak ada:

1. Akreditasi (Pemeringkatan) sekolah oleh pemerintah, yg ada akreditasi oleh Masyarakat; Jadi masyarakat melihat langsung apakah anak mereka yg didik di sekolah tersebut menjadi semakin baik, beretika dan cerdas atau malah sebaliknya. Jadi sekolah tidak dinilai oleh satu pihak saja, yakni Pemerintah, melalui Stnadar tunggal yg bisa saja keliru (dan jika keliru maka seluruh bangsa akan menganggung akibatnya) ; melainkan langsung oleh usernya yakni masyarakat. Jadi sekolah berusaha untuk menjadi yg terbaik dengan memberikan bukti langsung kepada masyarakat yg menilainya. Fungsi pemerintah lebih sebagai konselor atau Konsultan Pembimbing bagi sekolah dan mengembangkan sistem sekolahnya bukan Lembaga Akreditasi. Mencatat sekolah2 yg dianggap berhasil oleh masyarakat dan membantu sekolah2 yg belum dianggap berhasil.

2. Tidak ada kurikulum tunggal yg ditetapkan oleh Pemerintah pusat, Setiap sekolah diberikan kebebasan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi unggul daerahnya masing2. Jadi sepertinya jika sekolah itu di terletak di Bali mungkin yg lebih di utamakan adalah kurikulum pengembangan Budaya, Seni Tari, Ukir, Pahat dan sejnisnya. Jika dikalimantan mungkin tentang Batuan berharga, Gambut, Batubara, dan Budidaya Hutan, Jika di Maluku mungkin Perikanan dan budidaya kelautan dan sejenisnya. Wow !!! Pastinya akan banyak para ahli lokal yg pandai memanfaatkan potensi daerahnya.

3. Tidak ada standar ujian negara, melain berbasiskan pada proses hasil pembelajaran dari hari ke hari dari masing-masing anak, tanpa dibandingkan melalui sistem Rangking. Jadi tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan anak yg terbaik sesuai bidang yg diminati dan kemampuannya sendiri-sendiri bukan untuk mengejar peringkat dalam satu kelas atau satu sekolah. (karena prinsip pendidikan adalah mencerdaskan semua anak bukan untuk Merangking mereka dari yg terpintar hingga yg terbodoh)

4. Dan yg paling mengesankan adalah tidak ada standar Nasional KECUKUPAN MINIMAL untuk Nilai masing2 pelajaran (karena tiap anak memiliki kecepatan belajar yg berbeda2 dan kemampuan berbeda untuk bidang pelajaran yg berbeda).

Yang ada justru STANDAR NASIONAL ETIKA MORAL ANAK. Jadi setiap sekolah wajib mendidik setiap murid mereka memenuhi STANDAR ETIKA MORAL NASIONAL sebagai Pondasi Dasar membantuk Bangsa Yang Kuat dan Cerdas.

Jadi meskipun sekolah mereka memiliki kurikulum yg berbeda2 dengan spesialisasi kecakapan Bidang yg berbeda di sesuaikan dengan potensi daerahnya masing2 Namun setiap sekolah harus bisa menjamin bahwa setiap muridnya memiliki ETIKA MORAL YG STANDAR SECARA NASIONAL.


Wah.... sepertinya kok tidak terlalu sulit ya untuk mengikuti dan menjadi Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia. Tentunya jika kita mau !!

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Seandainya anak kita bersekolah dengan sistem seperti ini sudah kebayang ya akan menjadi sangat luar biasa !!!.

Bersekolah akan menjadi hal yg menarik, menyenangkan sekaligus menantang dan tidak lagi membosankan dan menekan kejiwaan anak.

Dengan adanya Etika Moral yg di Standardisasi secara Nasional pastinya tidak akan ada lagi TAWURAN MASAL PELAJAR, Genk Nero, Genk Motor, dan sejenisnya di Jalanan. Anak akan menjadi respect pada guru dan orang tua, lebih beretika di sekolah, di jalan dan dirumah.

Dengan adanya sistem yg mengedepankan kecakapan individual dan tidak ada lagi sistem ujian dengan standar soal dan jawaban yg sama pastinya tidak akan ada lagi contek mencontek.

Tiap siswa akan tampil menjadi terbaik pada bidang kecakapan masing-masing yg memang menjadi bakat dan kelebihannya dan bukan dipacu dan ditekan untuk meningkatkan nilai atau bidang yg menjadi kelemahanya dengan cara ikut Bimbll atau Les siang, malam, pagi, sore.

Sekaligus masing2 anak-anak, Guru dan Orang Tuanya gak Stress lagi oleh Momok Nasional yg bernama Ujian Nasional, karena mereka di nilai bukan dari Ujian Akhir melainkan melalui proses perkembangan belajar dan penguasaan dari hari ke hari, sekaligus mereka juga dikembangkan berdasarkan kemampuan dan kecakapan bidang masing-masing, tidak untuk di Rangking, yg bisa berakibat sangat memalukan jika mereka termasuk 10 besar dari bawah.

Berkaca pada Syed Abdul Rahman Alsagoff sang Founder Arabic School di Singapore yg mau dan bisa melakukan perubahan dengan memulainya dari dirisendiri dan sekolahnya sendiri, kitapun mestinya bisa melakukan hal yg sama di Indonesia.

Jika Singapura bisa Indonesia Pasti Bisa !!!

Jika kita mau pasti bisa !!! dan bukan sebaliknya, Jika bisa sich sebenarnya kita mau !!!!

Ya Persis memulai perubahan mulai dari diri sendiri dan sekolah kita sendiri !!!

KAKAK CEMBURU BEREBUT KASIH SAYANG DENGAN ADIK ??

Sumber: Komunitas Ayah Edy

TANYA:

Hallo ayah namaku Prita Yulia, ih seneng banget deh kemarin bisa lihat ayah di Metro tv sama si Coky pas hari anak, bagus banget ulasannya, sayangnya cuma ada sekali-sekali aja, moga-moga ayah juga punya program tv tetap seperti di MB.
...
Begini lho ayah aku mo tanya aku kan punya 2 orang anak nih, yang satu 2 th lebih dikit dan satunya lagi baru 8 bulan. Masalahnya kakaknya sering iri kalo aku lagi ngurus adiknya, nah seremnya kadang-kadang kalo aku lengah dikit, adiknya suka di dudukin dan kadang di cubit, di jewer atau apalah pokoknya disakiti gitulah.

Nah gimana ya ayah biar kakaknya bisa sayang sama adiknya..? Please...10x tolong cepetan di jawab ya ayah, urgent nich, aku sress bgt karena kejadiannya hampir setiap hari. thanks berat dan sukses selalu untuk ayah.

Bu Prita yang baik,

Memiliki anak dengan jarak yang berdekatan memang memiliki sisi positif dan negatif, sisi negatifnya adalah tentunya ibu akan mengalokasikan waktu dan tenaga jauh lebih besar karena mereka berdua masih membutuhkan pola asuh dan kebutuhan yang hampir mirip, namun sisi positifnya adalah manakala kita berhasil mendidik mereka berdua dengan tepat maka mereka akan sangat cepat sekali dalam proses pembelajaran, karena satu sama lain akan saling menstimulasi, saling mencontoh dan mencontohkan.

Dengan jarak lahir yang berdekatan maka mereka akan memiliki teman bermain sebaya sehingga nanti saat mereka sudah sama-sama balita, ibu bisa memiliki waktu lebih untuk mengurusi kebutuhan ibu sendiri dan rumah tangga lainnya.

Namun sebaliknya jika pola asuh kita kurang tepat maka mereka akan saling cemburu dan berebut untuk mendapatkan perhatian orang tuanya dan hal ini akan menyita waktu juga emosi ibu dan anak ibu hampir setiap hari.

Untuk itu mari coba renungkan sejenak agar kita bisa membaca apa yang sesungguhnya sedang terjadi pada si kakak dengan prilakunya yang mengganggu adiknya tersebut.

Sebelum kehadiran adiknya, kira-kira 8 bulan yang lalu atau tepatnya pada saat usia si kakak 14 bulan, selama hampir 2 tahun sejak masa kelahirannya, si kakak mendapat perhatian penuh dari ibu, sementara pada usianya yang sesungguhnya masih batita dan masih membutuhkan perhatian itu, si kakak mulai terganggu dengan proses awal-awal kehamilan ibu (masa ngidam) hingga menjelang proses persalinan. Namun semua gangguan itu masih dapat di toleransi oleh si kakak.

Sebenarnya pada saat usia si kakak masih batita rasa ingin diperhatikan dan memiliki orang tuanya secara utuh masih sangat besar sekali oleh karena itu pada saat kelahiran adiknya si kakak merasa kehilangan hampir semua yang ia miliki, baik perhatian, kasih sayang dsb, bahkan tak jarang ia melihat ibu tidak lagi ramah dan sering tersenyum seperti dulu lagi. Dan bahkan yang membuatnya sangat kecewa ibu kini mulai sering memarahi dan berlaku kasar padanya karena ibu menganggap bahwa ia mengganggu sementara si kakak belum memiliki kemampuan verbal untuk mengungkapkan perasaannya.

Logika dasar sang kakak cepat sekali menangkap bahwa akar masalahnya adalah adiknya yang baru di lahirkan. Nah sejak itulah secara alami mulailah timbul keinginan untuk melampiaskan perasaan kesalnya pada orang tuanya namun karena tidak berhasil maka akhirnya ia menimpakan semua kesalahan pada adiknya yang tidak berdaya.

Lalu bagaimana agar hal ini tidak terjadi lagi ? Ya... persis kita harus memenuhi yang menjadi kebutuhan si Kakak yakni perhatian dan rasa kasih sayang. Caranya bagaimana.?

1. Rumusnya adalah Libatkan si kakak pada saat ibu mengurusi adiknya, pada saat ibu ingin membantu si kecil maka yang jauh lebih ibu perhatikan adalah si kakak.Ajaklah kakak untuk terlibat membantu ibu untuk menyiapkan kebutuhan adiknya mulai dari popok, bedak dsb. Minta si kakak untuk mengambilkannya dengan penuh suara lembuh dan kasih sayang.

2. Puji dan peluklah si kakak jika dia bisa melakukannya dengan benar, katakan kakak anak mama yang hebat dan luar biasa mama sayang sekali sama kakak.

3. Ajak si kakak membantu pekerjaan ringan untuk adiknya seperti menaburkan bedak, mengelus bedak dengan tangannya pelan-pelan, intinya adalah terus libatkan kakaknya dan beri perhatian, pujian, pelukan pada saat si kakak melakukannya dengan benar.

4. Perlihatkan sikap tidak suka kita pada si kakak jika dia mengganggu, lalu ajaklah ia untuk membantu adiknya dengan mencontohkannya dan mengajak kakaknya mempraktekannya dengan bahasa yang lemah lembut.

5. Jangan khawatir jika pada awalnya sang kakak menolak, tidak mau terlibat, jangan dimarahi, tetap gunakan suara lembut karena ia masih memiliki memori yang negatif terhadap ibu sejak kelahiran adiknya, si kakak perlu waktu untuk bisa berubah. Berilah kesempatan untuk berubah.

Ibu Prita yang baik, percayalah jika ibu bersabar dan terus berusaha pasti berhasil, karena kami telah mempraktekan pada anak kami yang kebetulan juga mengalami kasus yang sama, dan hasilnya sungguh membahagiakan sekali. Selamat mencoba.

Artikel Ayah Edy di Majalah Mother & Baby 2009

Sabtu, 29 Desember 2012

TIDAK ADA JAMINAN SEKOLAH DENGAN KURIKULUM ASING HASILNYA LEBIH BAIK, JAUH LEBIH PENTING PARA GURU YG MENCINTAI ANAK KETIMBANG KURIKULUM YG MENTERENG.

 
TANYA:

dear ayah edy...
...
hai ayah Edy, perkenalkan saya Mayarani. Saya mempunyai 1 anak perempuan berumur 2th; dan saat ini sedang sekolah di international school dgn kurikulum s’pore.sebagai orang tua saya sangat membutuhkan masukkan dan pendapat dari ayah Edy.apalagi saya sangat sering membaca saran2 yg diberikan ayah edy di M&B sangat membantu untuk permasalahan tumbuh kembang anak.

Begini anak saya belajar di sekolah itu satu kelas ada 7 orang, temannya ada yg 2,5th , 2th, 18bln, 28bln dll paling besar 3th.didampingi guru 4 orang.satu yg mengajar.3 orang lainnya membantu kelangsungan belajar.

Karna anak saya baru 2 bulan masuk sekolah ini.sebelumnya anak saya sekolah di int school lain yg kurikulum nya dari america; karna sangat mahal dan saya tdk mampu akhirnya saya pindah ke sekolah sekarang.

Dari 4 orang guru ini ada salah satu guru yg sangat tdk sabar..dan menerapkan cara yg tdk etis untuk anak umur 2th.

Selama 2 bulan itu, karna saya bikin perjanjian dgn pihak sekolah saya ingin berada di kelas utk melihat apakah anak saya bisa mengikuti atau tdk.akhirnya saya bisa melihat kelakuan guru tersebut.

Memang tdk dilakukan ke anak saya.tp ke salah satu anak di kelas tersebut.

Jd anak itu nangis tdk selesai2 lalu dibentak dan guru tersebut bilang “stop!!!” Don’t cry!!!.sambil menunjuk ke anak tersebut.lalu anak itu semakin keras nangis nya dan lalu muntah.si guru tsbt bukan menurunkan nada suara nya malah tambah kencang. Dan nangis nya semakin menjadi2.

Anak tsbt lalu jd ketakutan.dan akhirnya saya yg memegang anak tsbt lalu saya gantikan baju.lalu saya tenangkan dia.

Yg saya aneh kenapa guru2 yg lain, yg ada di situ bukannya menenangkan anak tsbt atau memberi tahu bahwa tindakan membentak anak itu tdk baik dan akan membuat anak tsbt takut akan guru atau trauma.

Saya bisa bicara seperti ini karna di sekolah anak saya dahulu bila ada anak menangis mereka tdk akan membentak malah menenangkan.

Itu anak umur 2th.blm mengerti mana yg benar mana yg salah.dan dia lbh banyak menggunakan imajinasi nya.seharusnya sebagai guru itu tdk melakukan hal seperti itu.

Dia bukan anak umur 17 tahun yg bisa dibentak lalu di suruh diam.bukannya diam malah tambah kencang nangis nya...
Dan kejadian itu bukan hanya satu kali tp saya lihat sudah 3x.

Yg saya takutkan skrg bgmn apabila guru tsbt melakukan hal itu ke anak saya.apalagi anak saya skrg sudah naik kelas.dan saya juga tdk akan menunggui dia trs di dlm kelas.

Dari pihak sekolah tdk ada tanggapan sama sekali.
Saya benar2 minta bantuan dari ayah edy , tlg beri tahu saya tindakan apa yg harus saya lakukan untuk menghentikan perlakuan guru tsbt.

Karna saya tahu ayah edy selain mengisi rubrik di M&B, juga memberikan seminar2 pada guru2.jd tahu tindakan apa yg harus saya lakukan .

Apa akan ada murid lain yg akan dia bentak2 selain anak itu.
Terima kasih.

JAWABAN AYAH:

Bu Mayarani yang baik, permasalahan semacam ini memang kerap kali terjadi, hal ini disebabkan karena pada umumnya guru2 hanya terlatih untuk mengajar dan tidak terlatih untuk mendidik. Padahal keberhasilan pengajaran di tentukan oleh kemampuan dan keberhasilan guru dalam mendidik.

Mendidik dan mengajar sangatlah jauh berbeda meskipun keduanya berhubungan dengan fungsi otak anak. Mendidik berkaitan dengan otak kanan atau sistem emosional dan prilaku anak, membuat anak yang tidak mau menjadi mau, sedangkan pengajaran lebih banyak berhubungan dengan otak kiri yakni membuat anak tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa dan ahli. Bagaimana anak menjadi tahu dan bisa jika dia tidak mau melakukannya..?

Syarat mendidik yang baik pertama adalah harus menjadikan diri kita (guru) sebagai sosok yang di cintai oleh anak, apa bila kita sudah di cintai oleh setiap anak maka anakpun akan mau melakukan apa saja yang kita minta inilah idealnya sistem belajar mengajar di selenggarakan. Tanpa kita/guru mampu untuk membangun hubungan yang membahagiakan anak, maka tidak akan pernah mungkin otak anak mau bekerja dan belajar, begitulah hasil penelitian dari para Ahli Sains Otak.

Mengapa hal ini bisa terjadi bahkan di sekolah Mahal, baik lokal atau International Brand sekalipun..?

Saya sering mengatakan dalam seminar bahwa sekolah yang mahal, fasilitas yang mewah bukan jaminan anak akan berhasil dalam proses belajar mengajar. Justru kunci utamanya adalah terletak pada guru yg mencintai anak dan kerjasama orang tua murid.

Saya sering memberikan ilustrasi perumpamaan kepada para guru kami, bahwa Ikan yang sehat tidak tergantung pada Kolam atau Aquarium yang Mewah, melainkan tergantung pada air yang sehat serta bagaimana proses pemeliharaannya dilakukan secara baik dan termonitor terus-menerus.

Sekolah yang bagus tidak tergantung pada mahal atau mewahnya fasilitas, namun tergantung pada gurunya dan monitoring proses belajar mengajar yang terus menerus.

Lihatlah pengalaman kita dulu waktu masih sekolah, bagaimana pelajaran matematika, fisika, kimia, sejarah, bhs. Inggris dll. menjadi lebih mudah manakala yang mengajar adalah guru favorit di sekolah. Jadi sesungguhnya yg menyebalkan bukanlah pelajarannya tapi GURUNYA.

Semua masalah yang ibu sampaikan pada umumnya berawal dari proses perekrutan para gurunya, kebanyakan sekolah demi menciptakan Imej yang Bonafide lebih banyak merekrut guru yang “Pintar” secara IQ ketimbang sabar dan cinta anak.

Sekolah juga lebih menyukai calon guru yang bertitle tinggi atau lulusan dari Perguruan Tinggi ternama, ketimbang yang memiliki motivasi belajar tinggi dan selalu mau berubah menjadi lebih baik.

Sementara berdasarkan pengalaman kami, guru-guru yang hebat dan luar biasa yang kami miliki saat ini adalah guru yang sejak kecil memang sudah berniat menjadi guru, mencintai dunia anak, sabar dan penuh kasih sayang, sedangkan hal-hal yang saya sebut di atas seperti Pintar, Tingginya Title, serta berasal dari Perguruan Tinggi ternama sama sekali tidak menjamin.

Hal ini telah kami buktikan melalui pengalaman kami berkali-kali selama lebih dari 6 tahun merekrut guru dan menyelenggarakan sekolah yang di cintai anak.

Yang kedua adalah Sekolah sering kali memberikan fokusnya pada pencapaian kurikulum yang sudah di targetkan bukan pada upaya untuk melihat perbedaan cara belajar atau permasalahan sosial emosional yang dialami masing-masing anak, sehingga terjadilah fenomena para guru yang seperti “Supir Angkutan Umum yang dikejar setoran, lupa akan perasaan, kekhawatiran dan keselamatan para penumpangnya.

Yang ketiga adalah sistem monitoring terhadap guru yang SANGAT LEMAH, terutama pada guru-guru yang dinilai sering memiliki masalah dengan para anak dan orang tua.

Kami memiliki standar Perforamance yang sangat tinggi bagi guru-guru kami. Mereka dinilai oleh Atasan, Sejawat guru, Anak-anak juga para orang tua murid. Kami akan segera mengeluarkan seorang guru yang kami anggap tidak layak, namun demikian kami juga pernah meminta orang tua yang tidak peduli dengan proses pendidikan anaknya disekolah untuk mencari sekolah lain yang lebih peduli dari sekolah kami.

Yang keempat biasanya adalah guru tidak dibantu MENGHADAP MASALAH ANAK DI KELAS, untuk menyelesaikan permasalahnnya melalui proses Pelatihan dan Konseling yang terus-menerus dari Senior Teachernya/Guru Pembinanya (karena guru juga manusia yang punya banyak masalah pribadi di rumahnya)

Saran kami adalah bicarakan semua peristiwa dengan sekolah, ajaklah untuk melakukan perbaikan, namun jika tidak sebaiknya pindahkan ke sekolah lain dan jangan lupa cari sekolah yang membolehkan anak melakukan proses trial selama 1 s/d 2 minggu, untuk mengukur apakah anak kita kerasan dan betah disekolah yang baru tersebut. Jika tidak maka alternatif lain yang memungkinkan saat ini adalah dengan Home Schooling.

Jika berkenan coba ibu berkenjung kesekolah kami, Masterpiece di Serpong atau Star Int'l di Cibubur/Bogor/Medan untuk melihat langsung bagaimana guru2 kami mengajar, atau bisa merasakan langsung melalui program observasi (sekolah singkat 2 minggu) yg kami selenggarakan setiap 3 bulan sekali.

Info lengkap program OBSERVASI kami ada di www.ayahkita.blogspot.com atau www.ayahkita.com

Selamat mencoba semoga berhasil.
 
 
 
 

BAHAYA TAS YANG TERLALU BERAT BAGI ANAK-ANAK


VIVAnews - Setiap hari saat berangkat ke sekolah, tas pasti barang wajib yang dibawa anak. Isinya bermacam barang. Selain buku sekolah, ransel juga berisi alat olahraga, bekal makan dan air minum ...hingga laptop dan ponsel. Para ahli mengingatkan, bahaya di balik tas yang terlalu berat.

Anak yang memanggul tas sekolah berat berisiko mengalami cacat tulang belakang yang tak dapat disembuhkan. Tas berat meningkatkan risiko sakit punggung pada saat usia anak 14 tahun dan masa dewasa. Umumnya, kasus kelainan tulang belakang pada siswa termasuk tulang belakang yang melengkung atau scoliosis.

Menurut penelitian di Inggris, sebagian murid secara rutin membawa tas penuh barang hingga ada yang beratnya mencapai 10 kilogram.

Para ahli kesehatan mengatakan, anak-anak yang mengenakan tas terlalu berat akan menghadapi risiko kerusakan dalam jangka panjang bila secara teratur membawa beban lebih dari 15 persen berat badan mereka.

Badan amal BackCare mengklaim, sebagian besar anak membawa tas dengan berat 20 persen berat badan mereka. Beberapa anak bahkan membawa beban hingga 25 persen berat mereka.

Sean McDougall, dari BackCare, mengatakan tas yang kelewat berat sejak usia muda bagaikan "bom waktu kesehatan" di masa depan.

"Jika anak-anak telah merasakan sakit punggung saat usia sangat muda, mereka berpotensi mengalaminya selama 70-80 tahun berikutnya. Ini menghabiskan biaya fisik dan emosi yang sangat besar," katanya seperti dikutip Dailymail.

McDougall menambahkan, tulang anak sedang tumbuh yang mendapat beban berat akan menyebabkan kerusakan permanen."Banyak anak yang membawa tas di salah satu bahu atau membawa mereka di salah satu lekuk siku. Ini menyebabkan tekanan besar pada tulang belakang."

Dia menekankan, banyak anak saat ini menggunakan tas olahraga yang lebih besar daripada satu dekade sebelumnya. Dan, mereka cenderung mengisi tas sampai penuh.

Untuk itu, orang tua memiliki peran untuk mengawasi isi ransel anak."Orang tua harus memastikan anak mengepak apa yang mereka butuhkan dalam tas untuk hari ini saja. Pastikan juga anak menyampirkan tas ransel di kedua bahu.


INGIN ANAK SUKSES TAPI TAK BISA MENJANGKAU SEKOLAH YG BAGUS DAN MAHAL

Sumber: di sini

TANYA:

... Dear Ayah Edy,

Saya mempunyai anak berusia 1 tahun. Yang ingin saya tanyakan bagaimana orang tua dapat mengoptimalkan kecerdasan anak ditengah sistem pendidikan dan kurikulum di negara ini yang tidak mendukung?

Bagaimana apabila orang tua tidak dapat mengakses lembaga pendidikan yang berbasis multiple inteligence dan holistic learning sehingga anak terpaksa dimasukkan ke sekolah umum yang notabene tidak memfokuskan pada kelebihan anak dan hanya mengandalkan nilai ujian sebagai tolak ukur kecerdasan?

Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah sebagai penyeimbang kondisi pengajaran di sekolah?

Terima kasih.
Yunita

JAWAB:

Bu Yunita yang baik,

Dari pertanyaan ibu sepertinya bu Yunita sering mendengarkan talkshow kami di Radio Smart Fm dan sepertinya juga telah menyadari kondisi pendidikan yang ada.

Dalam seminar Merancang Sukses Anak Sejak Usia Dini saya mengajukan konsep nyata pada orang tua bagaimana bisa mensiasati kondisi pendidikan yang ada, yakni dengan mengganti tujuan anak bersekolah yang tadinya hanya mendapatkan Ijazah, menjadi sebuah rencana kerja untuk mencapai Profesi yang cocok bagi anak agar bisa hidup bahagia dan berkecukupan secara financial.

Selain itu juga mengganti tujuan sekolah yang semula hanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi di semua bidang mata pelajaran, menjadi berfokus hanya pada bidang-bidang yang menjadi keunggulan unik anak-anak kita. (Mudah-mudahan Mother & Baby suatu ketika akan berkenan menyelenggarakan seminar ini untuk para pembaca setianya)

Namun demikian untuk memenuhi rasa ingin tahu ibu, kami akan meringkas isi seminar itu kedalam bentuk langkah-langkah konkrit yang bisa kita lakukan segera.

Langkah pertama adalah dengan membantu anak untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang paling disukainya, karena menurut rumus orang-orang sukses, mengatakn bahwa sukses dimulai dengan menemukan bidang yang menjadi kecintaannya. (untuk usia anak 1 tahun bisa dilakukan melalui pengamatan prilakunya)

Langkah kedua adalah ajak anak untuk melihat sebanyak-banyaknya profesi/aktivitas yang ada di dunia ini, caranya dengan sering-sering mengajaknya ke berbagai macam pameran, menceritakan melalui buku tentang berbagai profesi dsb. Hal ini perlu terus dilakukan untuk menggali minat anak yang sesungguhnya. (itulah mengapa orang asing sering menggendong balitanya untuk melihat berbagaimacam pameran dan aktivitas)

Langkah ke 3 adalah membuat daftar aktivitas atau bidang yang disukai anak minimal 10 jenis aktivitas. (Dengan cara mengamati mulai usia 1 tahun hingga 12 tahun)

Langkah ke 4 adalah Ekstraksi menjadi dua bidang yang paling disukai, dan menguji kemampuannya pada bidang tersebut apakah juga mendukung. Untuk akhirnya dari dua bidang tersebut dipilih satu yang paling bagus kombinasi antara minat dengan bakatnya.

Langkah ke 5 Menetapkan profesi impian anak, secara detail dan spesifik. berdasarkan figur-figur top yang pernah ada di dunia profesional. (biasanya mulai jelas pada anak usia 12 tahun atau lebih)

Langkah ke 6 Membuat rencana program pencapaian yang didalamnya memuat rencana jenis dan jenjang sekolah yang mendukung juga kursus-kursus tambahan yang diperlukan. (sebagian anak yang kami bimbing berhasil mencari jenis kursus dan sekolahnya sendiri)

Langkah ke 7 Hanya berfokus pada pelajaran yang sesuai dengan tujuan profesi yang telah ditetapkan. Sementara pelajaran lain cukup pada angka rata-rata. (orang sukses selalu berprofesi di bidang keunggulannya dan bukan di sisi lemahnya)

Langkah ke 8 Lakukan sekarang juga !

Apakah ini semua akan berhasil dan berapa lama...? saya sudah membimbing para orang tua yang anaknya berusia SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar mereka telah berhasil menentukan dan membuat rencana pencapaian karirnya sendiri. Dan bahkan mereka telah bisa membuat Action Plan (Rencana Hidup) serta mencari sekolah terbaik bagi pencapaian target suksesnya sendiri (anak yang termuda berusia 14 tahun.)

Yang terpenting bagi anak-anak kita adalah menemukan tujuan akhir profesi sukses hidupnya sejak usia dini. Sedangkan sekolah hanyalah alat bantu atau sarana pendukung untuk bisa mencapai tujuan akhir tsb. Persis seperti seorang yang hendak pergi maka yang utama harus dimiliki adalah alamat yang di tuju, sedangkan kendaraan serta jalan yang akan dilalui akan disesuaikan dengan alamat yang dituju tersebut.

Dalam waktu dekat kami akan menerbitkan buku mengenai merancang sukses anak sejak usia dini dan berencana untuk membuatkan seminarnya bagi para orang tua diseluruh tanah air.

Demikian yang bisa kami jelaskan dalam kesempatan ini, semoga bisa membantu ibu untuk menentukan langkah yang tepat dalam membimbing anak menuju sukses yang sesungguhnya dan bukan hanya sukses untuk mendapatkan Ijazah semata.


Gibran

Poto-Poto Gibran dari Lahir sampai sekarang






 
 
 
 
 
 
 

Buku Anak

Kemarin waktu mau ke sini, ibu banyak masukin buku punya Zidan, tapi sama ayah dikeluarin lagi, tapi kalo buku favorit Zidan , tetap dimasukin sama ibu.
Ini bukunya Zidan yang telah ikut terbang ke Rochester.
Buku-buku Favorit Zidan
Buku cerita Nabi favorit Zidan









Kamis, 27 Desember 2012

Rumah Kontrakan

Minggu Tanggal, 21 Oktober kita sudah tinggal di kontrakan, di sini rumah itu disebutnya apartement gak kaya di Indo, apartement itu rumah bertingkat banyak, hihi..........waktu ayah pindahan pertama kali dianterin sama temennya buat masukin barang suasananya hening banget katanya, aku juga liat begitu waktu nyampe, kayanya kurang menarik, jauh ke mana-mana gak akan betah untuk ditinggalin dalam waktu yang lama, tapi beruntung tempatnya gak jauh dari lingkungan kampus, karena ini komplek kampus tempat ayah kuliah, jadi kalo gak punya kendaraanpun si ayah gampang untuk ke kampus karena sudah disediakan bis kampus, route Apt ke kampus ato tempat yang lainnya. cuman ya itu terbatas tidak setiap ada aka sudah ada jadwalnya, jadi kalo terlewat ya harus menunggu.

Welcome To Rochester


Ini postingan terusannya yang kemarin, moga masih hangat dan tidak basi.           Alhamdulillah sudah sampai Rochester sekitar pukul 4.30 PM waktu western, tadi di pesawat tidur dari mulai duduk sampai turun dari pesawat, begitu juga ayah ama Zidan semua tepar. Cape.............rasanya pengen langsung ke rumah aja, tapi kata ayah gak bisa langsung karena kuncinya juga belum dapet, dan mungkin gak akan secepat itu kita pindahan, aku kurang suka tinggal di hotel gak leluasa seperti di rumah sendiri buat tinggal,gak bisa masak sendiri sesuai dengan lidah kita, untuk sementara nyari hotel yang dekat dari bandara dulu. Setelah banyak menelpon hotel dan yang bisa jemput kita ke sana beruntung ada yang berkenan, kita tinggal sementara di Quality Inn.
 
Udara di luar bandara sudah mulai dingin, karena kita ke sini mendekati winter, sesampai di hotel langsung istirahat dan masih berasa Zetleg.
 
Beberapa hari tinggal di hotel ya lumayan cukup puas karena akses kemana-mana gampang, paling kegiatan kita di seputaran hotel dan ke Walmart yang deket hotel di Jl Chilli, beruntungnya kita selalu dianterin Shuttle dari hotel.
 
Untuk makan juga gak terlalu susah, sarapan sudah disediakan pihak hotel, maksi dan malam paling beli instan, tinggal kita masukin ke Microwave, orang sini sudah pada biasa pake Microwave, makanya di hotelpun  telah tersedia mixrowave, sedangkan aku masih takut akan radiasinya katanya sih karena belum liat sendiri ada yang pernah terkontaminasi akan radiasinya, tapi yah lumayan ngebantu kita bisa makan nasi pake Microwave.
 
View samping kamar kita
 
 
Setiap kegiatan kemanapun selalu tak lupa untuk diabadikan, supaya bisa diceritakan kembali di sini hehehe...................
 
Meski jarang ke mana-mana, di dalam hotelpun tetep poto-poto, nih Zidan tetep happy aja meski gak bawa mainan kepunyaannya yang banyak dari Indo.
 
 
 
 
Ibupun sama gak mau ketinggalan setiap momen untuk dipoto, mau sudah mandi ato belum, ato sekalipun pake baju tidur tetep aja bergaya.....................
 
 
mau makanpun tetep poto-poto dulu
 
 
di depan Walmart Chili
 
 
habis beli makanan samping depan hotel
 
 
Sore-sore kita jalan-jalan di seputaran hotel, ngeliat cuaca yang bagus sayang kalo gak memotret pemandangan sekitar
 
 
 
 


 
 
Senang kalo liat pemandangan di sini liat pohon dengan daun-daun berwarna kuning, merah dll rasanya seperti liat lukisan kalender jaman dulu kalo di Indo.
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
Tanggal 21 Oktober kita check out dari hotel, karena perlengkapan dasar di kontrakan sudah siap pakai, Alhamdulillah ternyata di sini sudah ketemu orangIndo yang tak lain teman kantor suami yang sama-sama dapet beasiswa dari Pert**** trimakasih ya Fahmi dan Monik atas semua tumpangan buat pindahan kita.
 
Sampai ketemu lagi nanti ya, kalo sudah sampai kontrakan...........................Whipple Park, We're coming!!
 

































Rabu, 26 Desember 2012

Waktu Sekolah

Sumber: di sini

Sekolah waktu dengan J secara perlahan semakin terorganisir dan dibangun menjadi rutinitas kita. Saya mencoba untuk melakukan sekolah dengan J setiap hari setelah bekerja, dan sedikit lebih pada hari Sabtu jika saya bisa.

Sebagai rentang perhatian J dan keterampilan konsentrasi membaik, kami juga disapih jauh dari "Montessori pada Potty" ketika ia masih balita (untuk membuatnya tetap fokus dan tinggal di satu tempat) untuk "Montessori di Mat a".

Biasanya, ini adalah bagaimana kurikulum kami terlihat seperti saat ini, meskipun masih mengalami perubahan sebagai Waktu sekolah kami matang untuk mengambil karakteristik sendiri.

4 Konsep Komponen

Ini terdiri dari 4 komponen konsep, yaitu:

1. Montessori Waktu
2. Selimut Waktu
3. Meja Waktu
4. Tenang Waktu

Berikut ini adalah filosofi saya balik Waktu Sekolah:

1. Montessori Waktu

Kegiatan Montessori mengajarkan pembelajaran secara konkret dan nyata. Kegiatan Montessori menggunakan bahan selain buku dan menawarkan pengalaman sensorik, terutama sentuhan, melalui anak yang bekerja dengan bahan. Saat ini saya melihat ke menerapkan Montessori Program Matematika harus siap ketika J adalah pada usia sekolah dasar. Montessori seperti yang saya telah menemukan mengajarkan Matematika dengan cara yang sangat konkret - brilian!

Kami juga meliputi teka-teki jigsaw in Time Montessori, meskipun kita tidak melakukan teka-teki jigsaw, seperti J bukan penggemar besar dari itu. Saya harus mengikuti J dan pada saat yang sama, dengan lembut mendorong dia untuk bermain dengan teka-teki jigsaw.

Kami mulai Montessori pada Kegiatan Potty ketika J berusia dua tahun, untuk mencegah dia dari berjalan sekitar, tapi duduk di toilet sebuah.



Sekarang dia lebih tua dan bisa duduk diam untuk jangka waktu yang lama, kami telah pindah ke Montessori pada gaya Mat Jepang dengan 2 bantal. Hal ini membantu untuk membawa orientasi ke mana anak harus duduk dan membawa rasa yang lebih besar untuk kegiatan Montessori. Dia tidak terbatas hanya bantal, dan diperbolehkan untuk bergerak, tapi bantal akan membawanya kembali ke tempat ia harus setiap sekali-sekali. Berikut ini adalah presentasi:


2. Selimut Waktu

Setelah tangan-on Montessori gaya kegiatan, hal ini diikuti oleh Waktu Blanket, yang telah kita mulai sejak J masih bayi.Saat ini, kita akan membaca 3 buku bersama pada selimut atau karpet, jika J telah mengambil tidur siang di taman kanak-kanak. Jika ia tidak mengambil tidur siang, kami hanya akan membaca 1 buku. Ini bukan untuk menghukum dia, tetapi untuk mempertimbangkan gelar kelelahan.

Selama Waktu Selimut, kami juga melakukan sajak dan lagu, dan permainan papan, jika kita punya waktu (sejauh ini, kita tidak punya waktu untuk permainan papan).

3. Meja Waktu

Ini adalah saran yang terkenal dari buku perkembangan anak banyak bahwa untuk mendorong cinta seumur hidup untuk buku-buku, kita harus membaca untuk bayi kami dari hari mereka dilahirkan. Saya percaya tegas dalam itu juga untuk sekolah.

Dalam rangka mendorong cinta seumur hidup untuk sekolah, saya berpikir bahwa itu penting untuk mulai melakukan sekolah lebih awal dengan anak-anak kita, segera setelah mereka siap perkembangan. Sekolah bagi kita diwakili dengan cara yang nyata oleh Time Meja - yaitu anak duduk di kursi ukuran anak-anak dengan ukuran meja anak-anak dan melakukan pekerjaan rumah.

Ini harus menyenangkan dan menyenangkan, sehingga anak akan ingat dengan kenangan indah tentang sekolah. Mudah-mudahan ini akan melawan anak-anak pengalaman negatif sering mendapatkan, ketika mereka masuk sekolah umum yang nyata pada usia sekolah yang nyata. Waktu Meja akan menjadi pertemuan pertama mereka dengan sekolah, dan ini pertemuan pertama akan menetapkan sikap mereka dapatkan tentang kesenangan mengerjakan PR dan belajar, dan membawa mereka melalui melalui masa-masa sulit di sekolah nyata. Jadi pastikan bahwa Anda adalah satu untuk membentuk sikap mereka dengan konsep Anda tentang sekolah dan tidak sekolah yang mereka masuk pada usia sekolah.

Selama Waktu Meja, J akan bekerja pada pembelajaran yang membutuhkan kesabaran, konsentrasi dan determinasi seperti mewarnai, menulis, melakukan lembar kerja atau workbook. Sebenarnya banyak workbook yang sangat menyenangkan dan berwarna-warni dan dalam diri mereka mini "Montessori-gaya" kegiatan di cetak.

Keuntungannya adalah bahwa hal itu tidak memerlukan persiapan materi dibandingkan dengan aktivitas Montessori.Dengan demikian anak akan terkena banyak skenario yang berbeda, yang tidak mungkin dengan Montessori, karena dibatasi oleh kebutuhan untuk mempersiapkan bahan, dan memiliki bahan yang tersedia untuk persiapan. Namun, kelemahan adalah bahwa pengalaman sensorik dan 3-dimensi yang hilang dalam waktu Meja. Tapi ini off-set dan dilengkapi dengan Waktu Montessori sebagai bagian dari Waktu Sekolah. Bahkan, seperti besi menajamkan besi, saya sangat sering menemukan diri saya mendapatkan ide-ide kreatif tentang bagaimana menerapkan gaya Montessori-kegiatan dari ide-ide dari workbook Cina dan Singapura. Waktu Meja dan Waktu Montessori, seperti yang saya temukan, demikian pertukaran 2-arah. Waktu Meja dan Waktu Montessori, seperti yang saya temukan, demikian pertukaran 2-arah.Di sini, saya percaya bahwa saya belajar untuk mengintegrasikan yang terbaik dari dua pendekatan budaya untuk belajar - Cina (Timur) jalan dan cara (Barat) Italia. Keduanya penting dan memiliki nilai. Saya percaya bahwa mengolah Waktu Meja dari muda adalah penting dalam jangka panjang bagi seorang anak untuk mengembangkan kemampuan untuk berkonsentrasi di sekolah.



4. Tenang Waktu (QT)

Kami mengakhiri Waktu Sekolah dengan menghafal ayat Alkitab, belajar pelajaran Alkitab dan menyanyikan lagu Kristen.Saya sebenarnya tidak terlalu senang bahwa ini adalah item terakhir dalam Waktu Sekolah, karena Allah adalah yang paling penting dalam hidup kita, kita harus memberi-Nya tempat pertama juga di Waktu Sekolah. Tapi Waktu sekolah kami masih mengambil bentuk dan saya sudah mulai memperkenalkan QT baru saja. Saya perlahan-lahan akan bekerja di atasnya dengan doa.

5. Bed Waktu

Tidak terdaftar sebagai komponen adalah Waktu satu Bed kelima disebut, karena hal ini terbawa dari tradisi waktu J tidur.Kami akan membacakan puisi Dinasti Tang di tempat tidurnya. Dia akan selalu meminta ini. Kami juga termasuk Singapore National Athem sesekali sebagai bagian dari pendidikan warisan.

Lamanya

Berapa lama waktu Sekolah khas ambil?

Sejauh ini rata-rata dibutuhkan 1,5 jam, yang kurang dari 10% dari waktu saya sehari. Persiapan bahan memakan waktu sekitar. 30 menit - 1 jam seminggu. Membaca adalah salah satu yang membutuhkan waktu, namun, itu karena saya suka penelitian dan membaca. Oleh karena itu, seperti aktivitas waktu luang bagi saya. Waktu membaca dapat dikurangi menjadi 30 menit - 1 jam seminggu. Jika Anda tidak suka melakukan penelitian, Anda dipersilakan untuk hanya menyalin apa yang saya lakukan dengan J :-) Cobalah! Itu semua worth it!

Saya menunggu untuk melihat apakah akan ada tren yang sedang berkembang. Secara umum, itu tergantung pada keinginan J, dan biasanya dia tidak bisa memiliki cukup waktu sekolah. Saya menduga bahwa itu adalah karena dia tidak ingin pergi ke tempat tidur.

Saya menemukan J yang paling termotivasi untuk melakukan sekolah di malam hari dan dia bisa melakukan sekolah untuk waktu yang lama sampai aku harus mengatakan berhenti. Ini adalah cerita yang berbeda jika di pagi atau sore.

Sebagai hasilnya, telah menyebabkan penundaan waktu tidur J untuk 8.30 pm. Saat ini, Waktu Sekolah J dimulai dari 18:30-08:30, tapi saya berharap untuk membawanya ke depan untuk 6 - jam 7.30 pm.

Bagaimana cara memulai?

Anda tidak harus menerapkan semua komponen 4 sekaligus, jika ini adalah pertama kalinya Anda melakukan sekolah dengan anak Anda, karena dapat banyak. Anda bisa mulai dengan salah satu komponen pada suatu waktu sampai anak Anda siap untuk komponen berikutnya.

Contoh Sekolah Waktu

Berikut adalah contoh dari Time sekolah kami hari ini berdasarkan pada 4 komponen konsep:

1) Montessori Waktu: Nomor pengakuan dengan stiker
Komponen 1) Montessori Waktu: Nomor pengakuan dengan puzzle jam.
Hal ini diminta oleh J. Saya mengambil kesempatan untuk mengajarinya konsep waktu, yang ia tampaknya memahami dengan baik. Misalnya, saya katakan, "Ini adalah nomor 3. Dapatkah Anda menemukan teka-teki untuk nomor 3?" Dia akan menunjukkan kepada saya. Saya akan bertanya, "Dapatkah Anda menunjukkan saya 3 malam?" Dan dia akan menggerakkan tangan mahkota ke nomor 3.

J menunjukkan kepada saya 08:00 dengan menggerakkan tangan mahkota ke nomor 8
Komponen 2) Berikutnya adalah Waktu Blanket - Ayah membaca buku Denmark untuk menggunakan J Thomas Frog Membaca
Thomas katak membaca adalah sebuah program membaca diperkenalkan oleh TK J. Gurunya mengatakan kepada kami konsep dan mendorong kita untuk meminjam rumah Frog kembali Membaca selama beberapa hari. Kami melakukan itu. J menikmati sangat banyak. Saya sangat menghargai bantuan Daddy dengan Waktu Sekolah. Sementara ia mengambil alih komponen ini untuk hari ini, aku cepat-cepat pergi untuk mandi.

Komponen 3) Meja Waktu: Melakukan workbook Bahasa Inggris
Waktu Meja: Tracing garis horizontal. J diceritakan pada iniative sendiri setelah saya mengatakan "dari kiri ke kanan, dari kiri ke kanan".
Selanjutnya, itu adalah dari kanan ke kiri, dari kanan ke kiri
Pindah ke workbook Cina dengan beberapa Montessori gaya latihan, tapi di atas kertas
Komponen 4) Waktu Tenang: Menghafal dengan ayat ibu.

Kami fokus pada Matius 6:33 malam ini
Ayat Alkitab saya mencoba untuk mengajar J menghafal hari ini adalah "Carilah pertama kerajaan Allah." - Matius 6:33.Kami menyanyikan lagu ini bersama-sama dan J dipindahkan. Dia kemudian diulang setelah saya ayat tersebut. Ini membantu dengan lagu.

Kita membaca buku tentang Yesus dari Rhyme Alkitab
Melakukan waktu sekolah dengan J berarti bahwa saya akan memiliki hidup yang kurang sosial. Untuk hal ini, saya teringat ibu saya sendiri. Ibuku sangat populer di kalangan teman-temannya karena santai kepribadiannya dan mungkin juga karena terlihat menawan besar (tidak seperti saya yang memiliki kepribadian yang sulit untuk sedikitnya), tapi belum dia tidak pergi untuk kegiatan sosial. Saya pernah bertanya mengapa, dan dia berkata bahwa kehidupan sebagai ibu rumah tangga sangat sibuk dengan tugas-tugas yang harus dilakukan, dan anak-anak untuk menghadiri. Selain itu, sosialisasi juga biaya uang. Itu adalah sesuatu yang ibu saya telah menghitung biaya, dan tidak pernah menyesal. Meskipun saya bukan seorang ibu yang tinggal di rumah, tapi seorang ibu bekerja, saya menemukan kata-kata ibuku menjadi sangat benar.

Denmark Banyak mempekerjakan pengasuh sehingga mereka bisa pergi keluar dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Ketika aku tumbuh dewasa, keluarga kami miskin itu, dan ibuku tidak akan mampu untuk menyewa pengasuh sehingga ia bisa pergi keluar dengan teman-temannya. Tapi sebagai hasilnya saya telah diuntungkan dari keberadaan ibuku dalam hal kuantitas waktu dan waktu yang berkualitas. Kadang-kadang suatu berkat untuk tidak terlalu afluent dan baik-off. Situasi ekonomi kami telah meningkatkan banyak sejak zaman ibu saya, tapi saya mengikuti jejak ibuku. Saya tidak mempertimbangkan untuk menyewa setiap pengasuh sehingga saya bisa pergi keluar dan bersosialisasi. Setelah bekerja 5 hari seminggu, akhir pekan dicadangkan untuk anak kita, di mana kita bisa menghabiskan baik kuantitas dan kualitas waktu bersama-sama.

Melakukan Waktu Sekolah dengan J juga berarti bahwa saya harus melangkah dengan hati-hati dan kebijaksanaan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kehidupan keluarga. Hal ini memerlukan dukungan penuh kasih dari Superstar saya, yang saya sangat berterima kasih.